Akhir-akhir ini jadi bertanya-tanya pada diri sendiri. Apa sih cita-cita hidupku? What I wanna do for this life? Bingung gimana jawabnya. Mau nerusin karir di IT? Rasanya berat deh kalo itu. Aku masih lebih ingin bekerja di bidang yang berhubungan dengan kemanusiaan atau jasa. Bukan jadi buruh komputer walaupun aku tidak membencinya sama sekali. Empat tahun hidupku telah aku habiskan berkutat di depan komputer dan berusaha untuk belajar segala sesuatunya tapi masih kecil sekali rasanya diriku untuk berjuang di dunia IT yang begitu luas. Semakin aku pelajari semakin aku tidak jelas ke mana aku hendak melangkah.
Beberapa orang mengusulkan untuk kerja di luar negeri karena memang tenaga IT di sana lebih dihargai daripada di sini. Beberapa lainnya lagi menanyakan minatku untuk melanjutkan sekolah S2 baik di Indonesia maupun di luar negeri. Keinginan hati jadi terbelah dua. Sebagian hatiku masih ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya apalagi dengan lingkungan sosial budaya yang berbeda di luar negeri. Tapi aku tak ingin lagi menimba ilmu IT kalo di luar negeri. Rasanya sudah cukup 4 tahun yang kuhabiskan mempelajari IT secara akademik di kampusku. Ingin sekali rasanya mengeksplorasi ke dalam diriku mencari bakat-bakat dan hasrat di bidang lain yang terpendam. Terlalu banyak hal yang ingin kupelajari. Aku tidak ingin jadi orang yang hanya bisa berfokus di satu bidang. Ingin rasanya mengeksplorasi banyak bidang pengetahuan lainnya seperti bahasa, manajemen, bisnis dan desain.
Aku tidak ingin jadi orang yang dikenal pandai. Aku lebih menyukai jika dikenal berwawasan luas. Sudah banyak orang-orang IT yang kukenal yang hanya fokus terhadap IT dan mempersempit dunia mereka karenanya. Aku tak ingin jadi seperti itu walaupun aku tahu tidak semua orang IT seperti itu. Aku tidak ingin menjadi "geek"! Aku yang sekarang sebagai seorang perempuan sudah terlalu banyak menggunakan otakku dibanding hatiku. Aneh rasanya ketika aku kurang dapat memahami romantisme novel yang begitu disukai oleh teman-teman wanitaku. Beberapa teman pria mulai mempertanyakan apakah kejiwaanku adalah murni perempuan (-_-!) Tapi di sisi lain aku bangga akan hal itu. Aku bangga setidaknya aku telah mampu mengendalikan diriku lebih berdasarkan otak daripada hati. Aku bersyukur aku bisa memberikan pendapat yang logis untuk teman-temanku yang membutuhkan.
Ah, apa yang kuinginkan sekarang? Cuma menyelesaikan tugas akhirku. Entah ke mana hidup akan membawaku akan kulihat saja nanti jalan mana yang dibukakan olehNya bagiku.