Friday, April 18, 2008

Sex and the Soul of a Woman

Sebuah buku berjudul "Sex and the Soul of a Woman" telah diterbitkan oleh seorang wanita bernama Paula Rinehart. Apa yang ia bicarakan? Kita ikuti perbincangan dengannya berikut:

Apa pendapat anda tentang seks bebas?

Itu dia yang secara jujur harus saya bahas. Itulah yang kini terjadi di generasi ini. Ide mengenai wanita Dan laki-laki yang bisa melakukan hubungan seksual diluar pernikahan dan bisa pergi melangkah keluar begitu saja setelah itu. Dunia ini sudah mulai mensahkan hubungan semacam itu. Dunia juga memaksa kita berpikir bahwa hubungan semacam itu bisa diteloransi. Itu mengakibatkan orang tidak sadar tentang harga sesungguhnya yang harus dibayar.

Lalu, harga apa yang harus dibayar?

Menurut saya dalam hubungan sepeti itu, wanitalah yang terkena dampak yang jauh lebih besar ketimbang pria. Wanita itu diciptakan Tuhan untuk menjalin hubungan yang benar yaitu memiliki suami, anak dan keluarga. Dan keluarga harus dimulai dari proses berpacaran yang benar pula, bukan kencan yang berfokus pada seks lebih daripada hati. Dan lagi, tanpa disadari, ketika seorang wanita berhubungan seksual dengan seorang pria, maka sudah terjalin ikatan antara pria dan wanita itu. Ketika hubungan itu berakhir, pria bisa pergi begitu saja, sedangkan pada wanita, hubungan itu meninggalkan bekas yang melukai mereka. Terlalu banyak wanita yang berkonsultasi pada saya dalam keadaan terluka karena ditinggalkan pria yang telah berhubungan seksual dengan mereka. Luka dan ikatan itu sangat berpotensi untuk menghancurkan semua hubungan yang berusaha ia ciptakan di kemudian Hari. Itulah harga yang harus mereka bayar.

Mengapa lebih mudah bagi pria untuk melangkah keluar dari hubungan dibanding wanita?

Karena dalam suatu hubungan sesingkat apapun itu, wanita selalu mengikutsertakan hatinya. Apalagi jika telah terjalin hubungan seksual di dalamnya, maka makin banyak pula investasi yang wanita itu lakukan. Ketika pria itu pergi maka ada luka yang tertoreh dalam diri wanita itu tanpa ia sadari sekalipun. Jika itu terjadi berkali-kali maka wanita bisa menjadi mati rasa dan trauma.

Apa yang paling wanita inginkan dalam sebuah hubungan?

Yang wanita inginkan dalam hubungan adalah hubungan itu sendiri. Wanita ingin agar pria menjalin hubungan bukan karena ketertarikan secara fisik tapi karena pria itu melihat sesuatu bernilai dan indah dalam diri wanita itu. Keindahan hubungan itulah yang penting. Didalam hubungan itu harus ada rasa ingin mengenal satu sama lain yang tanpa melibatkan seksualitas jika memang belum waktunya (belum menikah). Jika sudah menikah, seks merupakan bagian dari perjanjian indah yang telah terikat antara dirinya dan sang pria. Intinya, wanita ingin dilihat kecantikan batinnya bukan kecantikan tubuh yang mengundang nafsu seksual semata.

Apakah benar bahwa seks mempengaruhi rasa percaya dalam pernikahan?

Benar sekali. Ketika sepasang kekasih melakukan hubungan seksual di luar pernikahan, walau akhirnya mereka berdua menikah, telah tertanam bibit "ketidakpercayaan" di dalamnya. Mereka tahu bahwa sebelum menikah mereka berani melakukan sesuatu yang salah. Lalu walau sudah menikah, apa yang akan menghentikan mereka melakukan kesalahan serupa dengan orang lain misalnya? Jadi intinya, ada rasa tidak percaya dan kecemburuan yang pasti mewarnai pasangan yang telah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Padahal rasa percaya adalah fondasi sebuah hubungan yang sehat. Seks sebelum menikah adalah seperti merobek baju yang akan dipakai seumur hidup. Ada lubang yang akhirnya terpaksa dipakai sepanjang usia pernikahan.

Seperti apakah hubungan yang sehat itu?

Hubungan yang sehat adalah hubungan pernuh tanggung jawab dari kedua belah pihak. Hubungan dengan nilai-nilai yang benar yang Tuhan inginkan yan benar-benar dijalankan oleh kedua belah pihak, terutama pria terhadap wanita.

Dalam hidup modern ini, bagaimana wanita bisa bertahan suci?

Keputusan untuk menjadi suci adalah kuncinya. Dukungan dari teman-teman wanita yang selalu memberi kekuatan satu sama lain juga penting. Godaan seksual memang pasti akan ada terutama jika pria yang menjadi kekasihnya adalah orang yang ia benar-benar cintai. Tapi yang utama ialah nilai yang dianut olehnya. Walau dunia selalu mengatakan bahwa tidak apa-apa bagi wanita untuk mengumbar seksualitasnya, namun jika wanita itu sendiri tetap memegang nilai yang berlawan dari itu (nilai yang benar bahwa kesucian harus dipertahankan hingga hari pernikahan), maka ia bisa bertahan.
Every woman has her own legacy. Nothing she could do to change it. But she can decide how to live her legacy, then pass on her legacy to bless the world through the next generation of hers.

Dikutip dari Engkong Liang (Setiadi)

3 comments:

  1. penting sih, tapi tergantung mood juga.. kalo pasangan dah jelas, kalo yang belom jelas yaaaa...
    tetep penting... huhuhuhu

    ReplyDelete
  2. Hehehe...jadi pasa akhirnya kesimpulannya adalah siapa pun pasangannya virginity is important to keep ^_^

    ReplyDelete
  3. wah2....amit2!
    jangan sampe deh kehilangan sebelum waktunya
    yakinlah semuanya indah pada waktuNya...
    eniwei salam kenal yaaaa... :)

    ReplyDelete