Monday, April 28, 2008

Match Made in Heaven

Novel yang sangat menarik. Tapi tidak cukup menyenangkan bagi orang yang tidak pernah mengakui adanya Tuhan. They who know God will love this novel. Hanya saja mungkin agak sulit dipahami karena banyak istilah-istilah golf yang dipakai di sini. Satu hal yang pasti novel ini sangat memberi inspirasi dan mengajak kita untuk merenung dan berpikir tentang Tuhan dan hidup.

Pertandingan golf melawan Tuhan dengan taruhan hidup atau mati...

"Jadi, Leonardo, apa kisah di balik senyum Mona Lisa?"
"Ck… ck… ck… sang bella donna itu?
Sebenarnya dia tidak tersenyum karena dia
sedang… memakai kawat gigi…"

Elliott Goodman tergesa-gesa dibawa ke ruang operasi karena serangan jantung gawat. Di sana, saat hidupnya tengah berada di ujung tanduk, Tuhan menghampirinya untuk memberinya kesempatan sekali lagi. Syaratnya, Elliott harus mampu mengalahkan Tuhan dalam pertandingan golf delapan belas lubang (hole)! Agar adil (Dia harus adil, ‘kan?), Tuhan mengirimkan kepada Elliott delapan belas orang ‘utusan-Nya’—orang-orang hebat yang pernah tercatat dalam sejarah, mulai dari Socrates, da Vinci, Joan of Arc, hingga Gandhi, Freud, dan John Lennon, tak ketinggalan si cantik Marilyn Monroe!—yang tidak hanya menantang kemahiran Elliott bermain golf, tetapi juga karakternya. Tiap lawannya itu memberi Elliott peristiwa dan pandangan baru yang mungkin menyelamatkan hidupnya.

Apa artinya menjadi profesor hebat kalau karyanya tak pernah dibaca orang? Sudahkah ia menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya dan suami yang baik bagi istrinya? Mana yang lebih penting baginya, bermain bagus tapi kalah, atau sebaliknya, menang meski bermain buruk? Mengapa ia yang diberi kesempatan oleh Tuhan, bukan yang lainnya?

Buku ini menyuguhi kita kisah klasik pencarian manusia akan hakikat hidupnya dan pemahamannya atas hikmah tersembunyi yang dianugerahkan Tuhan di balik peristiwa-peristiwa kehidupan. Tuhan di sini bukan lagi Sang Tak Terjangkau yang berjarak, angkuh, dan menakutkan, melainkan penuh humor, rendah hati, bijaksana, dan akrab. Lewat tutur yang mengalir dan isi yang sarat makna meski sedikit nyeleneh, kita akan terbawa begitu saja pada pemahaman baru tanpa merasa telah membaca sesuatu yang “berat”.
  • "Sangat unik" (Epinions)
  • "...jenaka, cerdas, dan mempesona." (Kirkus Review)
  • "Dijamin membuat Anda ketagihan sejak halaman pertama" (Jim Nantz)

No comments:

Post a Comment